Senin, 14 Maret 2011

Sebuah Kisah

Kanker leher rahim atau lebih dikenal dengan sebutan kanker serviks memang sangat ditakuti oleh semua perempuan. Karena mengancam tidak bisa memiliki keturunan atau tidak bisa hamil. Tidak pernah saya sangka sebelumnya ternyata seseorang yang pernah saya kenal, sudah divonis penyakit itu. Saya mengenal orang itu memang hanya 2 bulan saja, itu saat saya mengajar di salah satu bimbingan belajar (bimbel) yang katanya terfavorit se-Tangerang Selatan.
Sebut saja beliau, Mba X, mohon maaf karena saya tidak ingin mempublikasikan namanya di sini. Beliau bekerja sebagai staff administrasi di sana. Dulu saat pertama kali saya bertandang ke lembaga bimbingan itu untuk wawancara, terlebih dahulu saya berkenalan dengan Mba X. Untuk kesan pertama kali bertemu, beliau adalah orang yang ramah dan sangat bersahabat.
Baru disaat saya telah dinyatakan diterima di bimbel itu dan saya mulai mengajar pada pertemuan perdana di bimbel itu, saya mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia waktu itu, saya datang lebih awal sebelum pelajaran dimulai karena saya ingin berkonsultasi dulu sebelum mulai mengajar. Saat itu saya mengobrol-ngobrol dengan Mba X itu. Terbukti memang Mba X ini adalah orang yang sangat ramah, bersahabat, ekspresif, murah senyum, dan pasti mengasyikkan. Di situ beliau sedikit bercerita tentang dirinya, saya kaget ternyata beliau adalah lulusan dari UIN juga, kalau tidak salah lulusan angkatan tahun 2003. Tapi saya lupa jurusan apa.
Beliau seorang yang aktif berorganisasi saat masih kuliah, salah satunya beliau ikut dan aktif di Teater Syahid. Beliau juga aktif menari dan menjadi MC (master of ceremony) hiburan juga. Dari kemampuan itu, akhirnya bisa membawa beliau melakukan pertunjukan di berbagai kota dan yang saya tahu sampai akhir bulan 2010 beliau masih sering kebanjiran job nge-MC.
Beliau menikah saat masih di bangku kuliah sekitar semester akhir, dan orang yang sudah menjadi suaminya itu pun bekerja di satu tempat yang sama, sebut saja Mas P, mas P ini adalah seorang guru di sekolah-sekolah dan tentor bahasa Inggris di bimbel yang sama. Mas P ini juga sangat ramah orangnya, lucu, bersahabat, menyenangkan. Kalau saya bilang mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Saya melihat mereka adalah pasangan yang anggun, romantis, dan religius. Mereka saling mengisi kekosongan mereka. Terbukti saat Mba X ini bercerita tentang suaminya yang dulu adalah seorang yang sangat pemalu tapi bisa menjadi seseorang yang bisa menyengankan orang lain, karena pada waktu Mba X mendapatkan job menjadi MC hiburan di salah satu tempat dan harus disertai dengan badut, maka Mba X ini langsung menunjuk suaminya sebagai partner Mba X di hiburan itu sebagai badutnya. Dan demi cinta, suaminya pun bersedia. Mereka kompak sekali kan?hmmm...saya jadi ingin mencontoh pasangan ini kelak saat saya sudah menikah.
Itu adalah gambaran sifat yang mengagumkan dari pasangan serasi tersebut selama saya masih mengajar di sana. Tapi setelah 2 bulan berlalu, setelah saya resign dari sana, saya baru tahu keadaan sebenarnya. Saya mendengar dari salah satu murid saya di facebook (FB), bahwa Mba X ini sudah jarang masuk dan sering sakit-sakitan. Saya kaget. Dan saat itu saya iseng membuka profil Mba X ini di FB, saya melihat ada 2 catatan di catatannya. Lalu saya klik salah satu catatan tersebut, saya baca dengan seksama, dengan keterkejutan yang tiba-tiba menyergap, saya pun benar-benar ikut merasakan kesedihannya, walaupun saya tahu beliau bukanlah seseorang yang ingin dikasihani.
Di catatan itu Mba X menceritakan bagaimana ia benar-benar down saat dokter memvonis Mba X mempunyai penyakit kanker serviks. Untung saja Mba X ini sudah dikaruniai anak perempuan yang sekarang usianya sekitar anak SD kelas1. Seperti yang diceritakan dalam catatan itu, saat mengandung anak pertamanya ini Mba X harus merasakan sakit yang luar biasa, karena saat beliau hamil sering keluar masuk rumah sakit. Bahkan diopname selama beberapa bulan. Benar-benar perjuangan yang hebat menuurut saya, karena pada saat dokter bilang Mba X ini harus disesar saat melahirkan, Mba X tetap yakin bahwa ia kuat untuk melahirkan normal. Akhirnya dokter pun mengiyakannya. Dan subhanallah memang mukjizat Allah yang Maha Kuasa, akhirnya Mba X berhasil melahirkan dengan normal dan semuanya selamat. Saya benar-benar salut dengan kekuatan Mba X ini dengan keyakinan dia yang sangat kuat bisa melewati proses melahirkan yang mengancam keselamatan keduanya, ibu dan anak.
Allah Swt hanya mempercayai Mba X ini mempunyai seorang anak saja, itupun dengan melalui perjuangan yang sangat berat. Sampai pada akhirnya Mba X menyetujui saran dokter agar segera mengkuret rahimnya atau dengan kata lain rahimnya harus diangkat. Karena sudah sangat membahayakan jiwanya. Dan beritanya sampai saat ini beliau sudah lama tidak masuk kerja. Di situs jejaring sosial facebook (FB) pun beliau tidak aktif lagi, padahal banyak sekali yang mengiriminya ucapan-ucapan doa kesembuhan dari para siswa/i di bimbel itu pada wall (dinding)nya di FB. Semoga Mba X baik-baik saja dan lekas sembuh. Semoga Allah Yang Maha Kuasa mengangkat penyakitnya itu.
Saya yakin Mba X bisa berjuang dengan penyakitnya itu. Insya Allah dengan semangat dan keinginannya ingin sembuh, Mba X pasti bisa cepat sembuh. Yang jelas saya selalu melihat sosok ini dengan semangat yang luar biasa dalam bekerja. Beliau tidak pernah memperdulikan penyakitnya, bahkan yang saya tahu tidak semua orang di bimbel yang tahu penyakit yang dideritanya itu. Kenapa begitu? Karena beliau tidak menginginkan belas kasihan dari orang lain hanya karena beliau sakit. Malah yang saya tahu beliau adalah orang yang sangat periang dan menganggap hidup sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tapi ternyata ada beban yang sangat berat menghantui hidupnya, namun ia beruntung ada suami yang sangat mencintainya dan berusaha mengangkat beban itu darinya untuk dibawa bersama-sama. What a lovely family!!. Dan saya sangat senang pernah mengenal mereka dan memberikan suatu pelajaran yang baru dalam hidup ini. Lekas sembuh ya Mba X, tetap tawakal dan percaya bahwa Allah Swt selalu mendengar doa-doa hambanya yang tulus.


1 komentar:

  1. maaf ada ralat: yang dikuret adalah calon bayi yang kedua .. bukan rahimnya.... maaf atas kesalahan ini..karena berdasarkan info dari catatannya di Facebook.

    BalasHapus