Hidup tak punya tujuan itu sulit. Sulit untuk mengarahkan akan kemana langkah ini kubawa. Terlantung-lantung tak tentu arah. Sulit pula untuk menciptakan proses menuju "goal" tersebut, karena kita tidak mempunyai tujuan yang jelas, oleh karenanya kita miskin proses, miskin pengalaman karena kita tidak memiliki "passion" yang dapat mendorong kita menciptakan berbagai strategi untuk meraih tujuan itu.
Aku seringkali kehilangan tujuan ini. Aku seringkali terombang-ambing pada pemahamanku mengartikan hidup ini. Terkadang aku ingin mengikuti saja alur hidup ini sesuai dengan skenario Sang Khalik. Tapi di tengah perjalananan sering pula aku bertemu orang-orang yang menggoyahkan pemahamanku dan memberikanku satu cambukan. Katanya, bahwa hidup harus punya tujuan, kamu tidak boleh mengikuti alur/arus seperti air yang mengalir karena kamun tidak akan tahu kemana kamu akan dibawanya. Bisa jadi alur itu membawamu ke samudera lepas yang indah, tapi ada kemungkinan juga dia malah akan membawamu ke saluran pembuangan air yang kotor dan hitam airnya. Inilah yang disebut sebagai hidup mengikuti alur saja. Tujuan yang tidak jelas. Dan itu aku.
Namun sekarang aku sudah tahu arah tujuan hidupku, aku hidup agar bermanfaat bagi sesama, aku hidup untuk menjadi hambaNya yang patuh, aku hidup untuk meraih surgaNya, aku hidup untuk membahagiakan orang-rang di sekitarku, orangtuaku, kakak dan adikku, keluarga besarku, suamiku dan anak-anakku kelak, teman-temanku, murid-muridku, dan mereka semua yang kusayang. Agama merupakan pakem agar kita tidak terbawa arus yang buruk.
Kebanyakan dari kita menganggap sukses merupakan tujuan hidup kita, ya memang betul, karena di dalam kesuksesan itulah sebetulnya tujuan mulia kita berada, yaitu membahagiakan orang-orang terdekat dan peduli sesama sehingga kita dapat melihat Tuhan sedang tersenyum kepada kita. Itulah tujuan hidup menurutku, Sukses Dunia dan Akhirat. Bismillaah, semoga Allah selalu membimbingku mencapai tujuan hidup yang besar itu.
BSD, 23 April 2013